Salah Kaprah Penggunaan Lampu Hazzard

Salah Kaprah Penggunaan Lampu Hazzard



Semua mobil baik lawas maupun baru pasti ada fitur yang namanya lampu hazard. Biasanya dalam bentuk tombol & lambangnya segitiga. Lampu hazard adalah berkedipnya lampu sein kiri & kanan secara bersamaan. Fungsi lampu hazard adalah adanya keadaan darurat yang terjadi pada kendaraan tersebut.

Keadaan darurat yang dimaksud misalnya kendaraan harus berhenti di tengah jalan ato pinggir jalan karena mesin mogok, ban kempis dsb. Ketika mobil dalam kondisi seperti tadi maka wajib hukumnya untuk menyalakan lampu hazard sehingga kendaraan2 lain dapat menjaga jarak dengan mobil yang mogok & melakukan manuver menghindar.

Namun dalam prakteknya, penggunaan lampu hazard banyak yang salah kaprah. Ketika hujan deras di jalan raya / jalan tol banyak pengendara mobil yang menyalakan lampu hazard. Katanya sih supaya mobilnya terlihat oleh pengendara lain. Tindakan ini salah karena bisa membahayakan pengguna mobil lain. Lampu sein yang berwarna kuning menjadi lebih terang (silau) di saat situasi sekelilingnya banyak mengandung air. Selain itu lampu sein tidak berfungsi ketika lampu hazard diaktifkan. Hal ini cukup riskan misalnya ketika mobil akan berpindah jalur ato berbelok. Dalam kondisi hujan tidak perlu menyalakan lampu hazard. Cukup lampu senja / kecil saja. Lampu belakang yang berwarna merah sudah cukup untuk mengetahui keberadaan mobil kita di cuaca hujan (lihat mobil F1 jika balapan dalam kondisi hujan).

Selanjutnya yang salah kaprah adalah ketika mobil jalan lurus di sebuah perempatan. Masih ada yang nyalain lampu hazard ketika mobil lempeng lurus jalan terus. Tindakan ini mubazir, gak perlu nyalain lampu hazard. Malah biqin repot aja kudu pencet2 tombol segala.

*source : blognyamitra.wordpress